Kamis, 21 Maret 2013

Experience Being a Crew in Nias

Night :))

   Kali ini saya akan menulis mengenai pengalaman saya mengenai sensasi  dan persepsi. Tapi sebelum itu saya akan membahas sedikit mengenai sensasi dan persepsi.



  • Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang  tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
  • Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.



   Saya akan menceritakan mengenai pengalaman saya dan sepupu-sepupu saya Reza, Amel, Putri, Adira, Romi, Arsha dan Tara beserta teman-teman abang sepupu saya Firza ( seperti nama cewek bukan -_-  ) ketika berada di Nias. Tujuan saya dan sepupu-sepupu sebenarnya pergi ke Nias bukan karena ingin berlibur disana tetapi kami membantu abang sepupu saya yang sedang mengikuti perlombaan Movie Maker Competition bertema Find The Truth About The Drugs yang diadakan oleh Universitas Trisakti Jakarta. Abang sepupu saya memang menjadi mahasiswa Trisakti dan dia tinggal di Jakarta selama kuliah. Mereka memang ingin mengambil salah satu adegan di pantai dan mereka memilih pantai yang berada di Nias.

    Perjalanan kami mulai dari Bandara Polonia Medan menuju Bandara Binaka, Gunung Sitoli menggunakan pesawat kecil. Lama perjalanan adalah 45 menit. Pesawat kecil tersebut maksimal berisi 18 orang penumpang. Rombongan kami berjumlah 12 orang dan selebihnya adalah penumpang lain. Sialnya, di atas ketinggian 20.000 kaki, langit dipenuhi kabut, persepsi saya adalah cuaca buruk sedang terjadi. Membuat kondisi pesawat menjadi tidak nyaman lagi. Saya mendengar Arsha yang duduk dibelakang saya membuka tas nya dengan cepat  dan kedengarannya dia mengeluarkan sebuah bungkusan plastik, persepsi saya adalah dia akan mengeluarkan snack.

     Kami pun tiba di Bandara Binaka, Gunung Sitoli, Nias. Bandara Binaka ini memang kecil dan hanya mampu didarati oleh pesawat berbaling-baling seperti ATR atau yang lebih kecil. Saya melihat cat dinding bangunan bandara yang kusam, persepsi saya bangunan bandara ini sudah lama tidak di cat ulang kembali sehingga terlihat kotor pada dinding-dindingnya. Saya melihat banyak turis juga disana, persepsi saya mereka  ingin berlibur di Nias, terlihat beberapa diantara mereka sedang memegang papan selancar, persepsi saya mereka akan surfing di salah satu pantai di Nias. Di bandara kami dijemput oleh lima orang teman kuliah  bang Firza juga yang akan menjadi pemain atau aktris dan aktor pada film yang akan dibuat, mereka berangkat sehari sebelumnya dari kami. Dari bandara kami naik bus mini menuju tempat penginapan sederhana.

     Setibanya kami di tempat penginapan tersebut kami pun saling berkenalan dengan teman-teman bang Firza, memang pemeran dalam film yang akan dibuat hanya berjumlah lima orang saja tetapi memerlukan kru yang banyak untuk menyediakan berbagai macam properti dan kebutuhan pengambilan gambar yang lainnya.  Ada seorang teman bang Firza bernama Jaja dan ketika berkenalan sama mendengar dia dengan mendok menyebutkan namanya Jajja persepsi saya dia adalah orang Jawa. Setelah kami berkenalan kami pun menuju kamar masing-masing untuk merapikan barang bawaan kami. Saat memasuki kamar saya mencium aroma Lavender dan persepsi saya adalah itu pasti wangi pengharum ruangan yang sengaja dipasang agar menimbulkan aromaterapi sehingga dapat membuat pengunjung menjadi betah. Kamar kami terlihat sangat rapi dan bersih begitu juga dengan cover bed nya yang wangi, persepsi saya pengelola penginapan ini sangat menjaga kebersihan kamar agar tamu yang menginap di penginapan ini merasa nyaman.

     Keesokan harinya kami pergi ke Pantai Lagundri yang terletak di Nias bagian selatan menggunakan bus. Didalam bus kami saling bercengkrama, saya mendengar seperti ada seseorang yang membuka tutup botol dan terdengar seperti suara soda persepsi saya adalah ada seseorang yang sedang membuka tutup botol soft drink bersoda. Saat di perjalanan terlihat banyak anak-anak yang membawa jaring yang cukup lebar persepsi saya mereka akan menangkap ikan di laut menggunakan jaring yang mereka bawa itu. 

     Kami pun tiba di Pantai Lagundri, kami langsung saja turun dan berhamburan di pantai. Pemandangan laut yang sangat indah sekali. Di Pantai  Lagundri ini cukup ramai sekali persepsi saya adalah pengunjung disini ingin menikmati keindahan alam ciptaan Yang Maha Kuasa disini. Panas matahari mulai terasa menyengat kulit persepsi saya pasti karena saya sedang berada di pantai, yaiyalah -_-. Belum cukup kami memandangi laut Kak Dara langsung meminta kami semua untuk menyiapkan berbagai perlengkapan shooting *ehem* seperti yang telah didiskusikan bersama. Kami bergegas menyiapkan peralatan seperti papan selancar, kamera, pengeras suara, naskah dan hal-hal lain yang diperlukan. Lalu adegan demi adegan pengambilan gambar hari ini telah dilewati dan Alhamdulillah tidak banyak kendala yang sangat berarti. Dengan kata lain bisa di handle saat terjadi suatu trouble. 

     Dari beberapa adegan shooting yang paling susah untuk di take adalah saat adegan bang Riki selesai berselancar dan melakukan dialog dengan kak Dara di laut, tapi bukan di tengah laut -_- agak jauh dari pinggir pantai, karena yang bertugas mengambil adegan mabuk ombak -_- jadi saat itu adegan tersebut sangat sulit karena bang Riki dan kak Dara tidak mendapatkan ekspresi yang dimaksudkan oleh sang sutradara bang Firza, sehingga harus berulang kali adegan tersebut diulang. Kesalahaannya banyak mulai dari rambut kak Dara yang ditiup angin dan menutupi seluruh wajahnya hingga bang Kia sang camera man yang jatuh karena dia seakan dibawa ombak katanya padahal tidak terjadi apa-apa -_-

     Karena adegan itu tidak berhasil di take hingga berulang kali dengan hasil yang maksimal ditambah lagi pengunjung di hari itu semakin lama semakin ramai, kami jadi semakin sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Saya mendengar bang  Firza membunyikan sirine dari pengeras suara nya persepsi saya pasti dia menyuruh kami untuk datang ke pantai tempat dia berdiri. Kami pun segera berlari, telapak kaki saya terasa sakit saat berlari ke tempat bang Firza berdiri persepsi saya mungkin saya menginjak kulit kerang yang sudah sompel-sompel setelah saya lihat ternyata benar. Sakit juga rasanya. Bang Firza mengumpulkan kami memberitahu bahwa menurutnya tempat ini semakin ramai dan semakin sulit juga untuk melakukan adegan berikutnya maka dia ingin lokasi shooting di ganti ke Pantai Sorake yang tidak terlalu jauh dari Pantai Lagundri. Tetapi sebelum kesana kami makan siang dulu hehehe.. Disana tidak ada cafe hanya ada rumah makan masakan Nias yang saya pikir makanan ini memiliki nama yang unik hahahahaha. 

     Saya perkenalkan beberapa makanan khas Nias yang kami pesan ya :D Ada makanan Nias yang bernama Gowi Nitutu jadi saat pesanan makanan saya ini datang saya mencium aroma santan persepsi saya ini pasti kuahnya dari santan hehe jadi makanan ini terbuat dari ubi yang dihaluskan lalu dibentuk menjadi bulat-bulat seperti bola dan disirami oleh kuah santan. Kemudian ada Loma, ini mah kalau di tempat lain disebut lemang, sama sih kayak di Medan ini terbuat dari pulut dimasak didalam bambu gitu. Lalu Amel memesan sebuah makanan yang dari namanya cukup lucu yaitu Boboho Boboto, saat pesanan si Amel datang asli baunya ga sedap seperti bau busuk persepsi saya pasti ini makanan terbuat dari ikan yang amis dan busuk gitu...tidak seorang pun dari kami yang mau dan berani mencobanya untuk memastikan itu sebenarnya makanan terbuat dari apa. Dari baunya saja sudah membuat mual apalagi kalau dimakan bisa jadi muntah beneran. Akhirnya bang Heri memutuskan untuk meng-googling makanan tersebut, setelah di googling akhirnya kami tau kalau Boboto itu adalah daging ikan dilayukan atau dibusukkan selama dua malam, lalu ditaburi gongsengan kelapa parut dengan bumbu-bumbu, dibungkus dalam daun singkong, kemudian dikukus dalam daun singkong. Tetapi bumbu-bumbunya tidak cukup kuat sehingga bau busuk ikannya tetap tercium. Mendengar hal itu Amel pun memutuskan untuk tidak jadi memakan makanan itu, dia bilang dia jijik. Kemudian ada Tomboyo yang kalau ditempat lain mah ini namanya ketupat, terbuat dari ketan dimasak dengan santan. Lalu ada masakan yang cukup memiliki nilai adat yaitu Babae yang terbuat dari kacang yang ditumbuk bersama kunyit disuguhkan bersama nasi yang dimasak dengan periuk tanah.

     Setelah bersantap siang ria kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pantai Saroke, pantai ini lebih sepi dibanding Pantai Lagundri. Tidak ada sama sekali orang yang berselancar disini saat kami datang. Hanya ada beberapa keluarga dan pedagang di pantai ini, persepsi saya ini terjadi karena ombak di laut pantai ini tidak seperti di Pantai Lagundri yang sangat asik bila dipakai untuk berselancar. Kembali kami mengambil adegan shoot yang diperlukan di lokasi ini diambil sekitar delapan adegan lagi. Lalu tanpa terasa angin berhembus sangat tenang dan langit mulai berwarna jingga :) persepsi saya ini sudah senja. Betapa indahnya warna jingga menghiasi langit di pantai ini. Saya mendengar seperti suara jeritan persepsi saya itu adalah suara manusia ternyata itu adalah suara burung-burung yang ikut menambah cantiknya langit jingga saat itu. Udara terasa menjadi semakin panas di wajah saya, persepsi saya pasti sebentar lagi akan terlihat sunset :) Setelah menikmati sunset sore itu kami segera pulang karena badan sudah pegal semua dan sudah mau malam juga. Kami berada di Nias selama lima hari untuk kepentingan shooting perlombaan movie maker ini. Kesan baik dan akrab juga terasa diantara kami semua walaupun ini bukan full holiday tapi kami sangat senang ikut dilibatkan dalam movie maker ini walaupun hanya sebagai crew hahahaha hitung-hitung pengalaman :D

      How memorable..

     How amazing sky in the morning and early evening because of the color orange and its peaceful atmosphere. Always fall in love with it..  :)

I can't tell you details about the film we made in this blog..
Because race this film will soon take place in March..
Firza not agree if I tell the story here hahahahahahha..
This fair, isn't it? hahahahahha..
Not too many photos, because I ashamed that I wear when there hahahhaa

Hopefully this movie will be a winner :D

     




     




0 komentar:

Posting Komentar